Rabu, 24 Januari 2018

Halaqah 01 . Pengagungan Terhadap Ilmu

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Alhamdulilah ,
Was sholatu wassalamu ‘ala Rasulillah ,
Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.

Telah berkata guru kami yang mulia Syaikh Dr.Shaalih bin Abdullah bin Hamd al 'Ushoimiy Hafidzhohullah dalam kitab beliau khulashoh ta'dzimil ilmi .

Banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungannya terhadap ilmu,
barang siapa yang hatinya penuh dengan pengagungan ilmu maka hatinya pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya barang siapa yang kurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan semakin berkurang baginya.
Kemudian beliau menyebutkan dua puluh perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu ,yaitu :

1. Membersihkan tempat ilmu yaitu hati

Apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk , dan semakin bersih semakin mudahenerima ilmu tersebut.
Dan hal yang menjadikan ilmu sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran subhat.

2. Mengikhlaskan niat

Mengikhlaskan niat karena Allah di dalam menuntutnya sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan mendapat ilmu .
Dan niat yang ikhlas di dalam mencari ilmu adalah apabila niatnya :
1. Mengangkat kebodohan
2. Mengangkat kebodohan dari orang lain
3. Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
4. Mengamalkan ilmu.

3. Mengumpulkan tekad untuk menuntutnya.

Meminta pertolongan kepada Allah dan tidak merasa lemah sebagaimana hadits :

"hendaknya engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu dan memohon pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah" (HR. Muslim)

-Dahulu imam Ahmad bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu subuh.
-Dan sebagian mereka membaca sahih al Bukhari kepada gurunya dalam tiga majelis atau tiga pertemuan.

Ini semua menunjukan bagaimana sifat dan tekad para pendahulu kita di dalam menuntut ilmu.

4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.

Demikian yang dapat saya sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai jumpa di halaqah berikutnya,

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Selasa, 03 Mei 2016

Konsep manusia

Pengertian

Manusia adalah makhluk sosial yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya sendiri dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Manusia juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat berpikir.

Manusia Sebagai Biopsikososial Spiritual

1 Makhluk individu dengan makhluk sosial, manusia memiliki unsur :
• Biologi.
• Psikologi.
• Sosiologi.
Manusia memiliki kemampuan dapat melakukan 3 hal tersebut, dengan menggunakan akal pikiran.

Konsep manusia :
Manusia sebagai makhluk Holistik(Keseluruhan/utuh) yang terdiri dari :
a.  Biologi
    - Manusia merupakan suatu susunan sistem organ tubuh.
    - Mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya.

b.  Psikologik
    - Mempunyai struktur kepribadian.
    - Mempunyai daya pikir dan kecerdasan.

c.  Sosial
    - Manusia perlu hidup bersama orang lain.
    - Dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial.

d.  Spiritual
    - Mempunyai keyakinan/mengakui adanya Tuhan.
    - Memiliki pandangan  hidup dan bersifat religius.

2. Manusia dengan manusia
a.  Ia bergaul dengan orang lain.
b.  Hidup berkomplot dengan orang lain.
c.  Hidup bermasyarakat dengan orang lain.

Manusia dengan manusia lain saling berinteraksi untuk mencapai keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain.

Kebutuhan manusia dapat dipenuhi bila :
a.  Ia berada dalam masyarakat.
b.  Mengadakan pergaulan dengan manusia lainnya, manusia mempunyai hasrat yang kuat.
c. Keinginan menjadi satu dengan  sesama antara manusia disekelilingnya.
d. Keinginan menjadi satu dengan lingkungan atau sekelilingnya.

Manusia memiliki 3 hal antara lain :
a.  Pikiran/akal.
b.  Kehendak.
c.  Perasaan.

Penyesuaian manusia pada lingkungan dan alam sebagai anggota (keluarga merupakan satuan terkecil  dari masyarakat terdiri dari Bapak, Ibu, anak)

Sebgai Bapak/Ibu mempunyai hak :
a.  Atas anak-anaknya.
b.  Atas hartanya.
Kewajiban :
a.  Menjaga keutuhan keluarga.
b.  Menjaga keharmonisan keluarga.
c.  Menjaga kelangsungan keluarga.

Sebagai anak mempunyai hak antara lain :
a.  Mendapat perlakuan sama dari Bapak/Ibu.
b.  Dibiayai dalam hidupnya atau belum mandiri.
c.  Warisan dari orang tua.

Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang antara lain:
a.  Pembawaan (herediter) dari lahir.
b.  Lingkungan (pengaruh orang lain).
c.  Pengalaman.

Pandangan hidup dapat dibagi sesuai dengan asal mulanya ;
a.  Pandangan hidup yang berlatar belakang agama yaitu untuk mencapai pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b.  Pandangan hidup berasal dari hasil renungan.
c.  Pandangan hidup yang merupakan ideologi disamakan dengan kebutuhan dari suatu negara dan nilai/norma dari suatu negara.

Kewajiban manusia dibagi 2 adalah;
a.  Kewajiban terbatas.
adalah kewajiban tanggung jawabnya sama dan tidak dibeda-bedakan.
Contoh: undang-undang larangan membunuh.
b.  Kewajiban tidak terbatas.
adalah kewajiban ini tanggung jawannya diberlakukan kepada semua orang dan tanggung jawab ini nilainya lebih tinggi sebab asal mulanya dari suara hati.
Contoh: Keadilan,kebijakan.

Harapan artinya cita-cita keinginan, penantian dan kerinduan supaya suatu itu terjadi.

Menurut macamnya harapan ada 2 :
1.  Harapan yang optimis.
Adalah sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberi tanda-tanda yang dapat di analisa secara rasional.
2.  Harapan yang pesimis
     Harapan dan doa.
Harapan seseorang yang ditentukan oleh kiprah usaha ( kerja keras). Orang yang bekerja keras mempunyai harapan yang besar akan tetapi pengetahuannya kurang, harus dibantu dengan do'a.
Harapan dan do'a adalah manusia dengan kesadaran bahwa manusia itu lemah.







Referensi :
Syafrudin,
Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa kebidanan "Edisi Dua"/Syafrudin, SKM,M.Kes, Meriam N. SKM; Jakarta:TIM,2016

Senin, 02 Mei 2016

Hadits ke-1

Dari Umar ra. Dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,

" Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.

Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapat keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya.

Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan".

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)